M Guswan Azis Pecatur Cilik Rembang Calon Pengganti GM Utut Adianto
Rembang
Di usianya yang baru menginjak 12 tahun, M Guswan pecatur cilik asal SDN Japerejo Kecamatan Pamotan kabupaten Rembang sudah mencapai taraf nasional. Prestasi terakhir yang diukir M Guswan Azis yakni merebut medali perak kejuaraan catur nasional di Palangkaraya-Kalimatan Timur setahun silam.
Guswan demikian panggilannya mulai belajar catur sejak belum sekolah ketika berusia 4 tahun. Dia selalu memperhatikan kakak lelakinya Amin yang saat sedang asyik bermain catur dengan teman-temannya. Karena merengek-rengek minta diajari, akhirnya oleh sang kakak, adik kesayangannya itu mulai diperkenalkan nama-nama buah catur sembari memberitahukan cara bermain.
Dalam perkembangannya, tiga tahun kemudian acapkali sang kakak kalah dari Guswan ketika berlatih bersama. Melihat hal itu, sang ayah Yanto akhirnya membelikan seperangkat komputer berikut program games catur. Setiap hari, secara rutin Guswan berlatih hingga 5 jam, di luar jam sekolah dan belajar. Perlahan tapi pasti, anak yang kala itu duduk kelas 3 SD mulai menjuarai lomba tingkat kecamatan dan kabupaten. Hingga akhirnya pada tahun 2008 dalam salah satu kejuaraan catur pelajar tingkat propinsi, dia merebut juara pertama. Bahkan di kejuaraan lain juga menorehkan prestasi selalu menjadi juara pertama. Puncaknya setahun silam mewakili propinsi Jawa tengah maju dalam kejurnas di Palangkaraya-Kalimantan timur dan menempati juara II.
Meski tidak sedang mempersiapkan diri akan maju dalam lomba, Guswan setiap hari tak pernah lepas dari papan catur. Seperti yang terlihat Senin (10/1) usai jam sekolah. Waktu sekira satu jam dimanfaatkan bertanding sparing dengan pelatih pribadinya Kahar Yusuf, pecatur Rembang yang sudah menyandang Master Nasional. Bocah pendiam itu tampak tekun dan serius memainkan bidak caturnya, terkesan seperti orang dewasa yang penuh perhitungan dalam mengatur strategi bermain.
Kahar Yusuf mengakui potensi anak asuhnya yang memang lain dengan anak sesusianya dalam cara bermain catur. Hal itulah yang menyebabkan sering tampil menjadi juara dalam lomba yang diikutinya. "Pola bermain catur Guswan mirip Grand Master Utut Adianto," ujarnya.
Menurutnya kemungkinan besar karena anak asuhnya banyak bermain games yang juga digunakan Utut dan membaca buku-buku serta mempelajari partai-partai yang dimainkan si Grand Master catur itu. "Permainan Guswan identik dengan Utut, kemiripan hampir 75% dari pola bermain kegemaran yang sering dimainkan si Grand Master catur asal Indonesia itu," cetusnya.
Yusuf Kahar menambahkan, Guswan harus terus berlatih agar meningkat tekhnik permianannya. Apabila ada event kejuaraan catur yunior internasional yang diselenggarakan oleh FIDE dan Guswan mampu meraih gelar juara maka akan menyandang gekar master FIDE. "Selanjutnya meningkatkan prestasi untuk meraih gelar Master Internasional dan akhirnya meraih gelar tertinggi - Grand Master," imbuhnya..
Sementara Guswan sendiri mengatakan memang mengidolakan Utut Adianto, sehingga tak heran apabila ada kemiripan dalam bermain catur. namun demikian, dia juga mempelajari tekhnik permainan pecatur handal asal luar negeri, khususnya Anatoli Karpov. "Kalau permainan GM Kasparov terlalu ofensive, saya tidak suka. Lebih senang metode pertahanan kemudian memanfaatkan kesalahan dan kelengahan lawan kemudian memukul balik dan menang. seperti pola permainan GM karpov," tutur Guswan.
Guswan ingin selepas SD nanti menimba ilmu di sekolah khusus catur yang baru ada di Jakarta, bail milik Ciputra atau GM Utut, idolanya. "Kalau bapak dan ibu mengijinkan, saya ingin meneruskan belajar di sekolah catur saja. Supaya bertambah pengalaman dan lebih menguasai tehknik permainan catur secara teoritis," ucapnya.
Dipastikan apabila setiap hari Minggu, Guswan tidak berada di rumah. Bersama pelatih pribadinya, dia berkeliling menyambangi rumah pecatur senior Rembang. Bahkan dalam sehari pernah harus menghadapi 5 pecatur dewasa dan memenangkan semua permainan