Minggu, 20 Maret 2011

Surat Cinta Terakhir

Naskah Drama Remaja : Surat Cinta Terakhir

Ringkasan Cerita : Kasih boleh selalu mengalah pada Cinta, adik kesayangannya. Namun tidak dengan yang satu ini. Doni, cowok Kasih tidak mungkin diserahkannya. Dia sangat mencintai cowok yang dikenal sejak SMA dulu, demikian juga sebaliknya. Karena itu, cewek yang kini kuliah di Bandung tetap pada pendiriannya, apapun yang terjadi. Perasaan itu tidak bisa dibohongi, bisik hatinya.

Cinta tak menyerah begitu saja. Dia terus berusaha mendekati Doni dengan mencuri setiap kesempatan, terutama saat Doni datang ke rumah. Kasih yang tidak setiap hari ada di rumah marah besar. Pertengkaran tak bisa dihindarkan, hingga Cinta pingsan. Pak Adam dan istrinya bingung. Entah apa yang dilakukannya. Mereka sangat menyayangi kedua anaknya.

Meski Kasih marah besar, Cinta tetap pada pendiriannya. Dia harus mendapatkan setiap keinginanya. Entah apa yang ada dalam diri anak yang kini duduk di kelas 3 SMU ini. Kejadian serupa terjadi berulang-ulang dan berakibat Cinta pingsan. Pak Adam dan istrinya semakin bingung. Cinta akhirnya masuk rumah sakit. Sedangkan Kasih harus pergi ke Bandung.

Tanpa diketahui Kasih, ternyata Cinta menderita kangker otak. Umurnya hanya tersisa tiga bulan. Pak Adam dan istrinya sangat sedih, tidak rela rasanya ditinggal oleh anak yang sangat dikasihinya. Namun mereka juga tidak mau terus terang pada Kasih. Mereka tidak mau mengganggu perkuliahan Kasih. Terlebih lagi mereka harus tetap bersikap adil pada kedua anaknya.

Hingga tibalah pada saatnya. Cinta masuk rumah sakit. Betapa sedihnya saat anak keduanya itu mengerang kesakitan. Mereka berusaha menghibur dan mengatakan semua akan baik-baik saja. Namun Cinta sudah mengetahui penyakitnya dan hari itu menrupakan hari terakhirnya. Betul saja, hari itu memang hari terakhir bagi Cinta, meski dua orang dokter telah berusaha.

Kasih tak sempat melihat saat-saat terakhir hidup Cinta. Namun dia tak percaya kalau adiknya memang sudah pergi untuk selama-lamanya. Hanya sesal dalam hati. Andai saja dia tahu kalau Cinta mengidap penyakit itu, mungkin dia akan merelakan Doni. Kini hanya ada satu yang dipegangnya, sebuah surat dari Cinta. Surat terakhir, ya... surat terakhir dari Cinta.

Buat Kak Kasih

Saat kakak membaca surat ini, mungkin Cinta sudah tiada. Namun kakak tidak perlu sedih, karena masih ada mama dan papa. Cinta juga telah menginggalkan kenangan indah. Kenangan yang tidak mungkin dilupakan sepanjang hidup kakak. Canda, tawa, suka dan semua yang ada dalam diri Cinta akan menjadi obat disaat kakak merindukan Cinta.

Sebenarnya Cinta juga tidak mau perpisahan ini. Namun Tuhan berkehendak lain. Bukan karena Dia benci sama kakak, tapi karena Dia menyayangi Cinta. Dia tidak menghendaki Cinta menderita dengan menahan rasa sakit yang berkepanjangan. Cinta yakin, itulah jalan yang terbaik bagi Cinta. Karena Dia selalu memberikan yang terbaik bagi umatnya.

Kakak tidak perlu menyesal dengan semua yang telah dilakukan selama ini. Karena Cinta yakin kalau semua itu akan menjadi keinginan Cinta yang terakhir. Cinta ngerti kalau perasaan itu tidak bisa dibohongi. Cinta tahu kalau kakak sangat mencintai Kak Doni, demikian juga sebaliknya. Tak mungkin kakak akan menyerahkan Kak Doni sama Cinta.

Kakak juga tidak perlu minta maaf. Sebelum napas ini berakhir, Cinta sudah memaafkan kakak. Justru Cinta-lah yang harus minta maaf. Karena selama ini telah membuat kakak resah dengan meminta sesuatu yang tidak mungkin kakak berikan. Yang pasti kehadiran Cinta telah mengganggu hubungan kalian. Itulah kesalahan Cinta selama ini.

Kini Cinta telah pergi. Tentu tak akan ada lagi yang mengganggu hubungan kakak dengan Kak Doni. Tak akan ada lagi yang meminta Kak Doni sama kaka. Kak Doni akan menjadi milik kaka selamanya. Satu permintaan Cinta. Sayangilah Kak Doni. Karena Cinta yakin kalau Kak Doni itu orang baik. Cinta berdoa semoga cinta kakak abadi. Selamat tinggal, Kak.

Salam buat mama dan papa