Sabtu, 16 April 2011

Syarat-syarat terjadinya Orgasme - bentuk vagina dan klitoris saat orgasme

Membahas seputar orgasme wanita memang menjadi bahasan yang cukup menarik.
Namun dalam konteks ini kami mencoba berbagi dengan Anda mengenai apa dan bagaimana orgasme itu terjadi dan dirasakan sebagai sensasi kenikmatan yang luar biasa.

Pada tahap awal rangsangan terjadi pelumasan pada vagina sebagai akibat dari vasocongestin dinding vagina. Cairan lembab “merembes” dari dinding vagina sebagai akibat meningkatnya darah yang terdorong ke sana [lihat gambar paling bawah]. Proses ini disebut “Transudation”. Tetesan kecil dari cairan lembab terbentuk di dalam vagina sebagai akibat dari rembesan ini. Tetes-tetes cairan ini terkumpul bersama-sama dan mengalir keluar dari vagina, menyebabkan vulva menjadi lembab. Banyaknya, ketebalan, dan bau pelumas vagina wanita bervariasi di antara wanita satu dengan yang lainnya, dan dengan wanita yang sama tergantung pada banyak faktor, termasuk kondisi menstruasinya, dan apa yang telah dia makan.

Adanya pelumasan vagina tidak menandakan bahwa seorang wanita betul-betul siap untuk melakukan hubungan intim, juga bukan berarti tidak adanya pelumasan menandakan dia tidak bergairah seksual. Beberapa wanita menghasilkan sedikit cairan lembab dan memerlukan penggunaan pelumas berbahan dasar air, seperti Jelly K-Y. (Penggunaan pelumas dengan bahan dasar petroleum bisa mengakibatkan infeksi vagina).

Sementara hal itu sangat normal atau bersifat sementara, jika anda mengalami masalah dengan kekeringan vagina selama hubungan intim, periksalah ke dokter anda. Wanita yang lainnya menghasilkan begitu banyak cairan lembab sehingga mereka membasahi semuanya, yang mana dapat memalukan pada saat itu terjadi di tempat umum. Hal ini juga normal, dan ini hanya merupakan akibat dari berbagai variasi dalam tubuh wanita.

Selama tahap orgasme seorang wanita dapat mengalami:

- Kontraksi otot berirama terjadi di bagian 1/3 terluar dari vagina [lihat gambar dibawah ini], uterus (rahim), dan anus. Kontraksi otot yang pertama adalah sangat kuat, dan terjadi dengan kecepatan yang sedikit lebih cepat atau sekitar 1 detik (0,8 detik). Ketika orgasme terus berlanjut, kontraksi menjadi kurang kuat dan terjadi pada kecepatan yang lebih jarang. Sebuah orgasme yang ringan bisa memiliki 3-5 kontraksi [denyut], orgasme yang kuat memiliki 10–15 kontraksi [denyut].

- Gejolak seks terjadi bahkan lebih jelas dan menutupi bagian tubuh yang lebih besar.

- Klitoris menghilang karena tertarik keatas akibat kontraksi orgasme klitoral

- Otot-otot diseluruh tubuh berkontraksi selama orgasme, bukan hanya yang berada di daerah pelvic (panggul).

- Orgasme juga berperan dalam otak, sebagaimana ditunjukkan oleh pengontrolan gelombang otak.

- Beberapa wanita akan mengeluarkan atau menyemprotkan cairan dari urethra mereka selama orgasme. Hal ini sering sekali disebut ejakulasi wanita. Sementara para pengamat masih mencari tahu apakah yang dikeluarkan itu merupakan urine atau ejakulasi wanita, sumber cairan tersebut tidaklah sangat penting, para wanita seringkali dilaporkan mengalami orgasme yang sangat kuat ketika hal itu terjadi. Itu semua betul-betul merupakan cara-cara, kesenangan wanita. Tidak seorang pun mempertanyakan ejakulasi pria, bahkan jika itu begitu kotor berbau.

- Myotonia jelas berubah diseluruh tubuh, khususnya dalam wajah, tangan, dan kaki. Ekpresi muka seorang wanita menandakan bahwa dia merasakan sakit saat dia sedang mengalami orgasme yang menyenangkan [menyeringai atau nyengir kuda]

- Pada puncak orgasme seluruh tubuh menjadi kaku dalam sesaat.

ORGASME; Klitoris terangkat + gerakan bergelombang di vagina

Para wanita yang tidak pernah mengalami orgasme, dan para wanita yang tidak yakin jika mereka telah mengalaminya seringkali bertanya, “orgasme itu seperti apa?” Hal ini sulit, bukan tidak mungkin, pertanyaan untuk dijawab. Coba bayangkan anda mencoba menerangkan pada seorang seperti apa orgasme itu dengan bersin atau menganga.

Bukanlah hal yang mudah untuk melakukan bagaimana perasaan kita dan otak mengartikan rangsangan phisik adalah subjektif, hal ini semata-mata bergantung pada pandangan setiap individu. Sementara kita bisa mengukur rangsangn phisik, kita tidak bisa mengukur bagaimana seseorang merasakannya.

Bahkan jika seorang wanita dihubungkan dengan peralatan kontrol saat dia mengalami 15 kontraksi orgasmik yang hebat di atas 10 detik setiap periode waktunya, bagaimana kita mengetahui dia mengalaminya lebih kuat daripada wanita lainnya yang hanya mengalami 5 kontraksi orgasme dari 4 detik terakhir? Wanita yang mengalami orgasme 10 detik ingin tahu mengapa orgasmenya begitu lemah! Jika seorang wanita telah mengalami beberapa bentuk kerusakan syaraf, dia menjadi tidak dapat mengatakan jika dia mengalami orgasme atau tidak.

Berikut ini adalah deskripsi (gambaran) dari Masters dan Johnson tentang orgasme wanita: “Para wanita seringkali menggambarkan sensasi sebuah orgasme pada mulanya dengan perasaan tegang sesaat, yang dengan cepat diikuti oleh sebuah perasaan menyenangkan yang intens (hebat) yang biasanya dimulai pada clitoris (kelentit) dan dengan cepat menyebarkan diseluruh panggul.

Seorang wanita mengalami sebuah orgasme sama sekali berbeda jika vaginanya kosong daripada ketika penis atau tangan dimasukkan. Dia menjadi lebih sadar terhadap kontraksi vagina ketika vaginanya memiliki sesuatu yang mengempit, atau saat vaginanya kosong dan kontraksi sendiri. Para wanita mengalami orgasme di seluruh tubuh, orgasme clitoral, orgasme vagina, dan orgasme uterine. Sementara media elektronik dan mengatakan bahwa semuanya adalah sama, para wanita akan meminta untuk dibedakan.

Sensasi fisik dari alat kelamin seringkali digambarkan sebagai kehangatan, menggairahkan atau menghebohkan, dan hal ini biasanya kontraksi otot-otot di dalam vagina mereka atau daerah panggul bawah, seringkali digambarkan sebagai denyutan pada panggul. So silahkan dirasakan saja bila Anda mengalami itu semua berarti Anda telah mengalami orgasme!

TERANGSANG: Klitoris membesar, ada pelumasan di vagina

sumber berita: http://miakoesyg.wordpress.com/2008/04/05/bentuk-vagina-dan-klitoris-saat-normal-terangsang-orgasme/