Apakah ada obat untuk HIV dan Aids ?
ataukah memang benar kalau aids itu sebuah kutukan dari tuhan?
Memang Kesembuhan Penyakit HIV Itu Tak Dapat Diperkirakan Dan Tidak dapat menentukan apakah pasti sembuh atau tidak. Memang Dalam Pengobatan Ini saya Tidak menjamin 100 % sembuh karena penyakit HIV Aids Ini belum ditemukan obatnya,
Mengapa Vitamin dan Zat Mineral Penting?
Vitamin dan zat mineral kadang-kadang disebut bahan gizi mikro. Tubuh kita hanya memerlukan bahan gizi mikro dalam jumlah sedikit, untuk mendukung reaksi kimia yang diperlukan oleh sel kita agar dapat hidup. Berbagai macam bahan gizi berdampak pada pencernaan, susunan saraf, pikiran, dan proses tubuh yang lain.
Bahan gizi mikro terkandung pada banyak bahan makanan. Orang yang sehat mungkin mendapatkan cukup vitamin dan zat mineral dari makanannya saja. Odha atau orang dengan penyakit lain membutuhkan lebih banyak bahan gizi mikro untuk membantu memperbaiki dan memulihkan sel yang rusak. Selain itu, beberapa obat dapat menimbulkan kekurangan berbagai bahan gizi.
Apa Antioksidan Itu?
Beberapa molekul dalam tubuh adalah dalam bentuk yang disebut beroksidasi. Molekul ini dikenal sebagai radikal bebas (free radical). Molekul ini bereaksi secara mudah dengan molekul lain, dan dapat merusak sel tubuh. Kadar radikal bebas yang tinggi tampaknya menyebabkan banyak kerusakan yang berkaitan dengan proses penuaan.
Radikal bebas dibuat sebagai bagian dari reaksi kimia normal dalam tubuh. Antioksidan adalah molekul yang dapat menghambat reaksi radikal bebas dengan molekul yang lain. Ini membatasi kerusakan yang dilakukan oleh radikal bebas. Ada beberapa macam bahan gizi yang bersifat antioksidan.
Antioksidan penting bagi Odha, karena infeksi HIV meningkatkan kadar radikal bebas. Lagi pula radikal bebas dapat memacu kegiatan HIV. Pada tingkat yang lebih tinggi antioksidan dapat memperlambat penggandaan HIV dan membantu memperbaiki sebagian kerusakan yang disebabkan oleh virus tersebut.
Berapa Banyak yang Kita Butuhkan?
Mungkin kita berpikir bahwa kita dapat memperoleh cukup vitamin dan zat mineral dengan memakai pil multivitamin satu kali sehari. Sayangnya, tidak semudah itu. Jumlah bahan gizi mikro pada banyak pil tersebut berdasarkan pada angka kecukupan gizi/AKG. Masalah dengan AKG adalah bahwa jumlah bahan gizi yang ditetapkannya tidak cocok bagi Odha. Sebaliknya, anjurannya merupakan jumlah minimal untuk mencegah kekurangan gizi bagi orang yang sehat. Penyakit HIV dan beberapa obat untuk infeksi terkait AIDS dapat menghilangkan beberapa bahan gizi. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa Odha membutuhkan bahan gizi dengan jumlah enam sampai 25 kali AKG. Namun, sebuah pil multivitamin yang sangat manjur adalah cara yang baik untuk memperoleh bahan gizi mikro yang dasar.
Bahan Gizi Mana yang Penting?
Belum ada banyak penelitian yang dilaksanakan mengenai bahan gizi tertentu terkait dengan penyakit HIV. Namun satu penelitian menunjukkan bahwa perempuan hamil di Tanzania mendapatkan manfaat besar dari suplemen multivitamin. Lagi pula, banyak bahan gizi saling berinteraksi. Kebanyakan ahli gizi menganjurkan merencanakan program tambahan bahan gizi secara keseluruhan.
Odha dapat memperoleh manfaat dengan memakai tambahan vitamin dan zat mineral yang berikut:
- Vitamin B: Vitamin B1 (tiamin). vitamin B2 (riboflavin), vitamin B6 (piridoksin), vitamin B12 (kobalamin), dan folat (asam folat).
- Antioksidan, termasuk beta-karoten (tubuh mengurai beta-karoten untuk membuat vitamin A), zat selenium, vitamin E (tokoferol), dan vitamin C.
- Zat magnesium dan zink.
Dengarkan cerita seorang ibu ini
SAYA adalah ibu dari empat anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Saya betul-betul merasa putus asa karena salah seorang anak saya (tepatnya anak yang ketiga) ternyata terkena penyakit AIDS. Sejak sebulan terakhir, ia panas tinggi hilang timbul dan tidak kuat untuk berjalan melampaui sepuluh rumah atau sekira 100 meter. Menurut dokter, katup jantungnya sakit. Setelah dirawat di rumah sakit selama 10 hari baru ketahuan bahwa anak saya menderita AIDS.
Sebelum dinyatakan positif AIDS, anak saya sudah sejak lama kecanduan narkoba. Untuk dokter ketahui, tiga dari empat anak lelaki saya kecanduan narkoba. Bergantian mereka masuk panti rehabilitasi, namun kelihatannya percuma saja. Mereka masih sering kambuh. Dalam upaya menyembuhkan ketiganya, saya sudah berganti dokter beberapa kali dan berkonsultasi ke psikolog.
Saya disalahkan dokter karena memberi anak-anak saya uang antara 50 sampai 100 ribu rupiah setiap hari. Namun kalau tidak diberi, anak saya yang sedang sakau merusak perabotan rumah dan berteriak-teriak menyalahkan kami yang tidak bisa mendidik anak. Kami sebagai orangtua disalahkan untuk semua kekacauan ini.
Selama setahun terakhir ini, badan anak saya itu menjadi kurus. Bobot badannya hanya 44 kg, padahal sebelumnya sekitar 63 kg. Selain itu, kondisi levernya juga buruk akibat hepatitis C. Dokter, yang saya tidak paham adalah mengapa anak saya bisa sakit jantung, lever, dan AIDS sekaligus?
Dok, kami harus bagaimana, berobat ke mana? Terus terang saya dan suami takut dijauhi teman, kerabat, dan tetangga, bila rahasia mengenai AIDS ini terungkap. Atas penjelasan dan saran dokter, saya ucapkan terima kasih.
Anonim
Jawab:
Terus terang, sukar bagi saya membayangkan beratnya cobaan yang ibu hadapi, tiga anak laki-laki pemakai narkoba dan seorang di antaranya dengan HIV/AIDS. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada ibu dan anggota keluarga yang lain untuk menanggulanginya, baik masalah kesehatan dan biaya pengobatan, beban psikososial, dan berbagai masalah lain yang terkait dengan narkoba dan pandangan masyarakat yang keliru tentang AIDS.
Masalah infeksi HIV/AIDS pada pecandu narkoba memang masalah yang makin besar dan serius. Sebagai contoh, di tahun 2000 saja terdapat lebih dari 120 remaja pecandu narkoba dengan HIV yang ditangani Kelompok Studi Khusus (Pokdisus) AIDS FKUI-RSCM, Jakarta.
Dari data yang ibu sampaikan, masalah anak ibu yang kini sedang dirawat di rumah sakit paling sedikit ada empat yaitu; masalah kecanduan narkoba, masalah AIDS, masalah hepatitis C, masalah jantung, dan mungkin juga masalah panas tinggi yang bisa terkait atau bisa juga terpisah dari keempat masalah lainnya.
Mengapa anak ibu sampai terserang banyak penyakit yang serius tersebut sekaligus? Perlu diketahui, pemakai narkoba biasanya menyuntikkan narkoba ke tubuhnya lewat jarum suntik bekas pakai yang tidak steril. Mereka biasa berkumpul bertiga sampai tujuh orang, di rumah kosong ataupun di WC sekolah, kemudian menyuntik putau dengan memakai satu jarum suntik bergantian. Jadi bila salah satu pecandu, di dalam darahnya mengandung virus HIV, hepatitis B, hepatitis C, ataupun kuman lain, dengan cepat akan menular kepada teman-temannya sesama pemakai narkoba.
Menurut saya, yang paling utama untuk segera ditangani adalah masalah panas tinggi. Karena dapat membahayakan jiwa dalam jangka pendek. Biasanya diperlukan antibiotik yang agak khusus untuk mengatasi infeksi pada pecandu narkoba dan AIDS. Bila hasil biakan darah dan tes antibiotik sudah ada, dokter akan memilihkan obat yang lebih tepat.
Masalah berikutnya adalah AIDS. Dari data laboratorium yang ibu lampirkan, memang mungkin sekali anak ibu sudah memasuki tahap AIDS, tahap yang lebih lanjut dari sekadar infeksi HIV. Kesimpulan tersebut didukung data penurunan berat badan yang drastis dan jumlah leukosit 3.200 dan limfosit 280 per mililiter darah. Selain karena AIDS, penurunan berat badan memang bisa disebabkan oleh kecanduan narkotika saja, tanpa AIDS. Namun beberapa kali pemeriksaan limfosit yang ternyata hasilnya selalu di bawah 300, adalah sesuai dengan tahap AIDS. Untuk memantau kondisi AIDS dan kecepatan perjalanan penyakitnya, ada baiknya diperiksa jumlah virus HIV-nya. Bila di kota ibu belum ada, bisa diperiksa Sub Bagian Hematologi-Onkologi Medik, Bagian Penyakit Dalam FKUI-RSCM Jakarta.
Walaupun terinfeksi hepatitis C, kondisi fungsi lever masih cukup baik (kadar albumin, SGOT, SGPT, CHE masih normal), sehingga prioritas pengobatan adalah mengobati penyakit AIDS-nya terlebih dahulu. Saat ini ada beberapa obat antivirus AIDS yang tersedia di Jakarta. Diharapkan kualitas hidup anak ibu membaik dengan minum obat-obat tersebut. Namun saya memaklumi keputusan ibu bila tidak membelinya. Sebab, obat anti-AIDS tersebut harganya masih mahal.
Berikutnya adalah masalah gagal jantung. Kelihatannya jantung anak ibu tidak berhasil menjalankan fungsinya dengan baik sehingga napasnya menjadi tersengal-sengal sewaktu berjalan atau naik tangga. Dokter akan menilai status jantung pasien, kemudian akan memutuskan dan memberitahukan kepada ibu, apakah penyakit jantungnya bisa diatasi dengan obat-obatan atau perlu pembedahan untuk mengoreksi masalah katup jantungnya.
tips lain dari kangtoebz
menurut beberapa informasi
ada beberapa tumbuhan yang bisa dimanfaatkan untuk penyembuhan HIV dan AIDS
- kulit manggis
- buah naga
- buah merah dari papua
sumber: dari banyak sumber